search

Sabtu, 04 September 2010

SINUSOIDAL PULSE WIDTH MODULATION

SINUSOIDAL PULSE WIDTH MODULATION
1. Introduksi
Inverter adalah alat yang merubah daya listrik arus searah menjadidaya listrik arus bolak-balik pada tegangan dan frequency yang di-inginkan. Aplikasi inverter meliputi antara lain adalah dalam pemakaian :
(1) Suplai daya cadangan (Stand-by power supplies),
(2) Suplaidaya tak terputus (Uninterruptible power supplies) untuk komputer,
(3) Pengaturan kecepatan motor bolak-balik (Variable speed ac motor drives),
(4) Suplai daya listrik pesawat terbang,
(5) Pemanas induksi (Inductionheating),
(6) Keluaran dari Saluran transmisi arus searah.
Pengaturan besar tegangan dapat dilakukan dengan 2 cara. Pertama, dengan mengatur tegangan input DC dari luar tetapi lebar waktu penyaklaran tetap. Kedua, mengatur lebar waktu penyaklaran dengan tegangan input DC tetap. Pada cara yang kedua besar tegangan AC efektif yang dihasilkan merupakan fungsi dari pengaturan lebar pulsa  penyaklaran. Cara inilah yang disebut dengan Pulse Width Modulation (PWM).
Gambar 1. Rangkaian Daya Inverter Satu Fasa
Tegangan bolak-balik pada terminal A-B (Gambar 1) dihasilkan dari kombinasi penyaklaran komponen penyaklaran daya yang bersilangan sebagaimana Tabel 1. Dengan asumsi urutan penomoran komponen penyaklaran daya seperti Gambar 1, maka ketika Q1 dan Q2 “ON”, arus akan mengalir dari Q1 ke Q2 melewati beban sehingga tegangan antara terminal A dan B akan positif (VAB = +VDC). Ketika Q3 dan Q4 “ON”, arus mengalir dari Q3 ke Q4 melalui beban sehingga VAB = -VDC.



Tabel .Kombinasi Penyaklaran Komponen Penyaklaran Daya dan Tegangan Keluaran Inverter
Pasangan 1
Pasangan 2
Tegangan Keluaran
Q1
Q4
Q2
Q3
VAB
ON
OFF
ON
OFF
+ VDC
OFF
ON
OFF
ON
- VDC
OFF
ON
ON
OFF
0
ON
OFF
OFF
ON
0

2. Sinusoidal Pulse Width Modulation
Metoda ini tegangan output didapat dengan membandingkan gelombang referensi (sinusoidal) dengan gelombang segitiga yang berfrekuensi tinggi.
Prinsip kerja pembangkitan sinyal PWM sinusoida satu fasa (Gambar 2) adalah mengatur lebar pulsa mengikuti pola gelombang sinusoida. Frekuensi sinyal referensi menentukan frekuensi keluaran inverter. Sinyal pembangkit yang bersesuaian dengan Gambar 1 dan Gambar 2 diperoleh dengan cara sebagai berikut:
Gambar 2.  Pembangkitan PWM Sinusoida Satu Fasa Secara Analog
a.       Sinyal g1 diperoleh dengan membandingkan sinyal referensi sinus dan sinyal pembawa segitiga:
g1 =     1, jika Ar.sin(wt) ³ Ac. sgt(wt)                                                                       (2)
           0, lainnya
atau
g1 =      1,  jika M.sin(wt) ³ sgt(wt)                                                                 (3)
            0, lainnya
b.      Sinyal g3 diperoleh dengan membandingkan sinyal referensi -sin(wt) dan sinyal pembawa segitiga ( sgt(wt) ):
g3 =     1,  jika Ar. -sin(wt) ³ Ac. sgt(wt)                                                                    (4)
           0,  lainnya
atau
g3 =    1,  jika M. -sin(wt) ³ sgt(wt)                                                               (5)
          0,  lainnya
c.       Sinyal g2 = -g3
d.      Sinyal g4 = -g1
Sedangkan tegangan sesaat keluaran inverter PWM sinusoida satu fasa adalah sebagai berikut:
a.       Pada setengah periode positif, keluaran tegangan ditentukan oleh sinyal g1 dan g2.
Vo =      Vs,  jika g1 dan g2 “ON” bersamaan                                                           (6)
              0,  lainnya
b.      Pada setengah periode negatif, keluaran tegangan ditentukan oleh sinyal g3 dan g4.
Vo =     -Vs,  jika g3 dan g4 “ON” bersamaan                                                           (7)
              0,  lainnya
Persamaan (5) dapat dinyatakan sebagai berikut:
g3 =      1,  jika M.sin(wt) ³ -sgt(wt)                                                              (8)
             0,  lainnya
Berdasarkan persamaan (3) dan (5), maka pembangkitan sinyal PWM sinusoida satu fasa dapat dilakukan dengan menggunakan 2 buah sinyal sinus (sin(wt) dan -sin(wt)) dan 1 sinyal segitiga.
Indeks modulasi adalah perbandingan antara amplitudo maksimum sinus (Ar)  dan amplitudo maksimum segitiga (Ac).  Indeks modulasi dirumuskan:
      M = Ar/Ac (1)
dengan  M   =   Indeks modulasi
Ar =      Amplitudo maksimum sinus
Ac =      Amplitudo maskimum Segitiga
Indeks modulasi yang nilainya antara 0 sampai 1 akan menentukan lebar pulsa tegangan rata-rata dalam satu periode. Indeks modulasi ini berhubungan dengan besarnya tegangan output. Sistem akan bekerja dengan baik pada          .Untuk            maka tidak ada perpotongan antara sinyal sinusoid (referensi) dengan sinyal carrier. Disebut overmudulasi.Overmodulasi akan memperbesar harmonik.tetapi memperbesar tegangan keluaran

Modulasi ratio adalah perbandingan antara frekuensi gelombang carrier dengan frekuensi gelombang modulasi (referensi). Modulasi ratio ini berhubungan dengan frekuensi harmonic.





Referensi
1. Makalah Tole Sutikno, Bambang Sutopo, Thomas Sri Widodo Program Studi Teknik Elektro Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada “Pembangkit Sinyal Pwm Sinusoida Dua Fasa Berbasis FPGA
2. Makalah Maula Sukmawidjaja Dosen Jurusan Teknik Elektro-Fakultas Teknologi Industri Universitas Trisakti “ELIMINASI HARMONIK GUNA PERBAIKAN BENTUK GELOMBANG KELUARAN TEGANGAN INVERTER
3. Ned Mohan “Power Electronic and Drives second edition” John Willey and Sons Inc
4. MUHAMMAD H. RASHID “POWER ELECTRONICS HANDBOOK”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar